Jumat, 11 Mei 2012

Alia Si Cantik Guru Fisika

Guru Fisika diperk guru Olah raga

Monday, February 02, 2009

“Loh kok pintunya di kunci sih…?””Siapa tadi yang mengunci ya ?”Kata Bu Alia seraya menoleh kepada Pak Jhoni guru olah raga yang sedang bersandar di banku.

“Saya bu…..,tadi saya yang menguncianya”Seru Pak Jhoni sambil bankit dari posisi tidurannya.

“Loh kok pake dikunci segala Pak?” “Saya khan mau ke luar”Kata Bu Alia mulai bingung.

Bu Alia adalah guru mata pelajaran fisika,umurnya 26 tahun.Tetapi dengan wajahnya yang cantik-imut itu ia kelihatan lima tahun lebih muda dari usianya yang sebenarnya.Tubuhnya bisa dibilang mungil ,tapi justru montok pada bagian dada dan bokongnya.Rambut dipotong sebahu dan kulit ibu guru ini putih mulus.Hidungnya mancung,matanya bulat indah seta bibirnya tipis.Orang yang tak kenal pasti menyangka kalau Bu Alia ini masih gadis,padahal ia sudah punya anak yang masih berumur 3 tahun.

Sedang Pak Jhoni adalah seorang guru olah raga yang sudah lama mengajar di sekolah.

Di usianya yang sudah hamper kepala enam,badanya masih kelihatan kekar dan berisi.Postur tubuhnya tinggi besar.Kulitnya hitam legam khas penduduk Indonesia bagian Timur.Pada wajahnya ada kumis tebal yang melintang di bawah hidungnya yang berbentuk jambu.

Lalu kenapa mereka berdua sampai masuk ke dalam ruangan itu?Jawabannya adalah ruangan itu sebenarnya merupakan tempat menyimpan peralatan olah raga di sekolah itu tetapi sekaligus juga difungsikan sebagai laboraorium fisika.Pada hari itu Bu Alia sedang mengkoreksi hasil ulangan para siswa setelah jam belajar siswa pagi selesai.

Ibu guru ini memang biasa masih tinggal beberapa menit di dalam labratorium fisika itu yang juga disatukan dengan tempat penyimpan alat2 olah raga sekolah tersebut untuk mengkoreksi hasil ulangan para siswanya.Maklumlah karena ia cuma satu-satunya guru fisika di sekolah itu jadi ia tak mempunyai waktu yang lebih.

Kalau Pak Jhony datang ke ruangan itu tak lain karena ia akan mengambil peralatan olah raga untuk dia mengajar.Walau jam pelajaran olah raganya masih jam ke tiga atau ke empat,biasanya Pak Jhony sudah datang ke ruangan itu lebih awal untuk sekedar tidur-tiduran di matras yang biasa digunakan untuk pelajaran senam,mungkin karena dia juga merasa lelah setelah selesai mengajar siswa yang masuk pagi atau ingin mengintip Bu Alia yang cantik itu?

“Wah Pak Jhony ini ada-ada saja,masa saya mau di kunciin segala nanti kalau saya enggak bias pulang bagaimana?” Kata Bu Alia sambil tersenyum manis tanpa perasaan curiga sedukit pun ,lalu ia bejalan ke arah ruangan Pak Jhony.

“Ya,memang ibu jangan pulang dulu… di sini saja dulu…..,sebentar saja….”Kata Pak Jhony dengan suara berat.

“Wah kalau saya belum pulang jam gini pasti anak saya sudah menunggu saya di rumah GGG

“Coba Bu Alia mendekat ke sini”Kata Pak Jhony .

Bu Alia ragu untuk mendekat ke arah Pak Jhony tapi ia masih tidak dapat menangkap maksud Pak Jhony itu.

Akhirnya dengan ragu ia mendekat juga ke arah guru olah raga itu sambil berujar pelan”Sebenarnya ada apa sih Pak Jhony?”

Ketika Bu Alia sudah mendekat ke arah Pak Jhony tiba-tiba dengan cepat tangan lelaki itu merangkul pundak ibu guru cantik tersebut.

Tentu saja Bu Alia terkejut mendapat perlakuan begitu.

Belum sempat rasa terkejutnya hilang tangan Pak Jhony yang satunya lagi malah kini mulai membelai-belai rambut Bu Alia.

“Oh pak…..,jangan pak… jangan”Teriak kecil Bu Alia.

“Berapa umurmu sekarang Bu Alia,berapa umurmu sekarang sayang…..”kata Pak Jhony tetapi Bu Alia tidak menajawbanya.

Dan tiba-tiba dengan cepat Pak Jhony mengarahkan wajahnya ke dekat wajah Bu Alia lalu menciumi bibir mungil wanita itu.

“Emmh..emmh….uuhh”Terdengar suara erangan Bu Alia sambil menggeleng-gelengkan wajahnya tanda ia tak sudi di cium oleh Pak Jhony.

Tapi ke dua tangan Pak Jhony sudah terlebih dahulu memegangi kedua pipi Bu Alia sehingga usahanya mengelengkan wajahnya itu menjadi sia-sia.

Lama Pak Jhony memagut bibir Bu Alia serta melumatinya dengan ganas.

Bahkan setelah itu ,sekarang Pak Jhony mulai mengelus-elus punggung ibu guru cantik itu.Pinggangnya terus turun sampai ke bongkahan pantatnya diremasi oleh tangan kekar Pak Jhony.

Lidah Pak Jhony sekarang sudah mulai menjilat dan menciumi leher mulus Bu Alia.Dijilatinya leher wanita itu dari atas ke bawah.Leher putih mulus itu sekarang menjadi basah oleh jilatan-jilatan lidah Pak Jhony.

Karena perbeadaan postur tubuhnya maka dengan leluasa tangan Pak Jhony sekarang dengan mudah merambati bagian belakang paha mulus Bu Alia.

Ia usap-usapkan tangannya itu membelai-belai paha kecilnya Bu Alia yang mulus itu.Ia remasi pelan-pelan,juga diosok-gosok perlahan dengan maksud menaiakan gairah seksual ibu guru cantik itu.

Sekarang ciuman Pak Jhony sudah mulai turun ke sekitar dada Bu Alia yang masih terbungkus blus tipis seragamnya yang berwarna biru muda.

Tangan Pak Jhony masih bermain-main disekitar paha Bu Alia yang mulus itu.Kadang juga ia geltik-gelitik paha mulus itu.

“……uuuuhhhh…..uhhhhhh udah pak…….udaahhhh pakkk aduh udaaahh….”teriak Alia ketika memiawnya dijilati oleh Pak Jhony guru olah raga.

Dengan bersiul penuh kemenangan Pak Jhony melangkah ke luar ruangan itu dengan langkah pasti sambil meneteng bola volley di tangannya mengiggalkan Bu Alia yang masih tergolek kecapekan dalam kondisi tubuh yang bugil total dengan banyak bercak cairan noda di tubuhnya.

“Pak..pak. .. Tutup pintunya !!Jangan di bukaaaaaa………..!!”Teriak Bu Alia panic kalau ada orang yg masuk dan melihatnya dalam kondisi yg seperti itu. Karena Jhony sengakja tidak mentutp kembali pintu ruangan tersebut.

Besrsmbung ke bag 2

Seteah melangjah ke luar penuh kemenagan Pak Jhony mulai mengajar dikelas 2A GGGGG

Di situ ada seorang siswi cantik dan seksi namanya Dian Asmara Dewi

“Dian sini kamu!” Perintah Pak Jhony yang dipanggilpun turut mendekat keadanya.

Ada apa pak?”Tanya gadis acntik itu.

“Kamu ini kalau saya perhatikan sudah dua kali ini tidak ikut pelajran olah raga ,apa ada surat sakitnya?”

“Engg..em..eggak ada pak.”Kata Dian gugup.

“Kalau gitu kenapa kamu sampai dua kali ini enggak ikut pelajaran olah raga.!” Bentak Pak Jhony galak.

“Eee,aaaa,anu pak sssasa saya,lagi dapet maksudnya saya lagi datang bulan pak”Kata gadis itu.

“Ahh bohong kamu!… itu kan cuma alasan kamu saja…”Kata Jhony lagi.

“Benar pak..benar…”kata Dian penuh keyakinan.

“Ya udah kalau gitu ayo kamu ikut ke ruangan saya”Perintah Jhony lagi .Dan Dengan nurut Dian pun ikut masuk ke ruangan tersebut.

“Apa buktinya kalu kamu itu sedang haid?”Kata Jhony yang membuat Dian jadi bingung.

“Ayo cepat buka rok kamu!kali aja kamu bohong!”Perintah Jhony lebih keras.

“Jangan pak… jangan ah pak …saya malu ah”Teriak Dian dengan wajah yang memelas.

“Ah dasar kamu ini tidak mau menurut “”Pokoknya saya hitung sampai tiga ,kalau kamu tidak mau buka rok kamu akan saya buka sendiri dengan paksa.

“Ah…ah jangan pak,please…. Saya malu pak,lagian kok bisa jadi begini”Kata Dian sambil menangis.

“Satu….. dua…..”

“Huuuu…huuu..huuuu…hiks…hiks ..” Suara tangis Dian semakin menjad-jadi,sambil kedua tangannya memegani roknya sendiri.

“Kalau begitu sekarang kamu duduk diatas meja itu!”Perintah Pak Jhony kembali.

Dengan berat hati gadis cantik itu menuruti perintah gurunya.Tangan gadis itu masih tetap memegangi roknya sendiri.

Lalu Pak Jhony berdiri mendekatinya,dan secara refleks gadis itu mengatupkan dengkulnya rapat-rapat yang juga ia pegangi dengan kedua tangannya.

Tanpa basa-basi tangan Pak Jhony sudah mencekeram ujung rok gadis itu……

Selanjutnya tanpa perlawanan yang berarti Pak Jhony telah berhasil menyingkapkan rok seragam gadis itu sampai sebatas pinggang sambil mengangangkan gadis itu.

Dilihat oleh Pak Jhony sekitar memiaw Dian yang masih tertutup celana dalamnya warna merah jambu polos,selain itu dibaliknya tampak juga pembalut wanitanya itu..

Melihat “pemandangan indah”seperti ini tentu saja menaikan tingkat libido Pak Jhony.Apa lagi paha Dian itu mulus banget dan kulitnya putih bersih.Jelas Pak Jhony sudah tak sabar untuk menyentuhnya.

Dengan telapak tangannya yang kasar mulailah dia merabai paha mulus itu pelan-pelan sebelum ia melucuti celana dalam gadis itu.

Setelah puas dengan sentuhan-sentuhan kecil tersebut sekarang kedua tangan kekarnya sudah berada di ujung karet elastis celana dalam gadis itu .Lalu degan sekali tarik melorotlah celana dalam merah jambu itu sampai sebatas dengkul.Lalu……

Mata Jhony sampai mau keluar ketika dilihatnya sekitar memiaw gadis itu walau masih terbungkus pembalut wanitanya.Sekitar memiaw itu masih bersih mulus belum ditumbuhi bulu-bulu disekitarnya , jelas saja demikian karena gadis itu umurnya belumgenap16 tahun.

Lalu dengan kasar Pak Jhony mulai membuka pembalut wanitanya Dian.

“Aw saakiit ..”Teriak gadis itu pelan sewaktu Pak Jhony menarik perekatnya.

Setelah terbuka,lalu diamatinya pembalut itu.

“Aahh ini mah sudah sedikit kamu punya haid,sudah mau kering”Kata Pak Jhony karena melihat cuma ada sedikit noda darah disekitar pembalut Dian.

“Jadi kamu ini bohong ya….!”Seru Pak Jhony keras mengintimidasi gadis cantik itu.Padahaldalam hatiya Pak Jhony ia girang sekali karena dengan kondisi yang seperti itu ia dapat lebih leluasa untuk “bermain-main“dengan memiawnya gadis itu tanpa terganggu oleh noda darah akibat haidnya tersebut.

Dian hanya menggeleng-gelengkan kepalanya saja tidak menjawab pertanyaan itu.

Sekarang mata Pak Jhony telah tertuju pada daging lunak berbentuk segitiga kecil menggiurkan yang sudah lama menjadi incaran lelaki itu selama ini.

Bentuk memiaw Dian jelas menggiurkan lelaki manapun yang melihatnya,selain masih perawan pastinya bentuknya juga kecil dan rapat.Lubang bibir memiawnya itu hanya seperti garis kecil yang memanjang.Apalagi disekitar memiawnya itu masih polos belum ditumbuhi bulu-bulu halus menambah gairah lelaki maapun untuk mencicipinya.

Libido Pak Jhony jelas sedang tinggi sekali menyaksikan memiaw gadis cantik itu secara langsung.Ini terlihat dari balik celana trainingnya batang kekarnya itu tanpa disadari leaki itu sudah tegak teracung.

Dengan cepat Pak Jhony memasukan jari tengahnya ke dalam lubang sempit memiaw gadis itu.Lalu dengan gaya mencongkel ia gerakan ujung ari tengahnya di dalam liang kegadisan Dian.

Tiba-tiba tubuh Dian menjadi tersentak kaget dan pinngangnya mendadak bergoyang-goyang liar seirama dengan gerakan mencongkel pada ujung2 jari Pak Jhony di dalam liang kegadisannya itu.

Makin lama makin keras gerakan badan gadis itu sejalan dengan makin cepatnya jari tengah Pak Jhony mengorek,menyodok dan mencongkel-congkel di dalam liang memiawnya itu.

Entah apa yang dirasakan oleh Dian pada saat itu.Apakah ia merasa sakit atau mungkin geli,atau juga campuran keduanya.Yang jelas selama umur hidupnya baru kali ini ia merasakan sensasi yang seperti demikian.Keringat gadis itu pun mulai mengucur deras ,sementara wajah ovalnya tampak mulai memerah.Matanya juga mulai dipejamkan erat-erat sehingga kelihatan alis tipisnya seperti menyatu.

Sekarang pantat gadis itu juga mulai bergeser-geser di atas meja,apa lagi tangan Pak Jhony makin keras dan cepat memacu jari tengahnya mengocok-kocock liang memiaw gadis itu.

Begitu sempitnya lubang memiaw gadis itu hingga jari tengah Pak Jhony sampai terasa seperti dikempi-kempit oleh bibir memiawnya Dian.

Beberapa menit kemudian ….

“Mmmmhh …oughh….. oughh….. ampphhhuuunnn… aaahhh..aaahhh… aahhakhhsss..,”Erang gadis itu dengan suara tertahan.

“Ohhhh…….amppphun…. ahhh….paaakkk…. Udaaahhh..udaahhh……”Erang gadis itu kembali kini dengan suara yang tak tertahan lagi.

Pak Jhony mulai tersenyum puas mendengar reaksi gadis itu.,mata lelaki itu menatap wajah gadis itu yang sudah ……….

“Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhh………”Dan akhirnya suara long-longan panjang gadis itu keluar bersamaan dengan keluarnya cairan kegadisannya yang baru pertama kali ia keluarkan seumur hidupnya pada hari itu.

Kemudian untuk beberapa saat Pak Jhony masih tetap mengocok liang memiaw Dian,malah sekarang terdengar suara kecipak pada lubang memiaw yang telah basah tadi

Tetapi sekarang gerakan gadis itu menjadi gemulai saja .Kedua matanya dipejamkan erat-erat.Deru nafasnya kelihatan masih ngos-ngosan ini terlihat dari cuping hidung mancungnya yang bergerak kembang kempis sementara badan dan kepalanya ia sandarkan pada dinding yang ada di belakangnya.

Lalu Pak Jhony mencabut jari tengahnya dari lubang memiaw Dian yang telah basah itu.Sekarang kelihatanlah lendir bercampur sedikit darah pada jari tengah Pak Jhony.Kemudian ia jilati sedikit dengan lidahnya ujung jari tengahnya itu lalu Pak Jhony bergerak naik mendekati wajah Dian dan dengan kasar dioleskannya pula jari tengahnya yang telah berlendir itu ke dalam bibir tipis gadis itu.

Hal ini tentu saja membuat Dian yang tengah memejamkan mata menjadi terkaget dan terbangun.

Tetapi Pak Jhony wajahnya malah tersenyum busuk,lalu ia membisikan sesuatu ke telinga gadis itu katanya”Kamu ini memang tambah cantik kalau lagi bernafsu….itu tadi baru latihan pemanasan…..he..he..he..”

“Sekarang saya mau lihat kalau kamu lagi telanjang bulat,Dian sayaanng….cup”Kata Pak Jhony lagi sambil mengecup bibir gadis itu.

Sekarang tangan-tangan kekar Pak Jhony mulai melucuti pakaian beserta rok seragam dan juga bra serta celana dalam gadis itu yang masih tersisa hingga gadis itu menjadi benar-benar bugil total tanpa sehelai benangpun yang menempel pada tubuhnya.

Semua itu dilakukan oleh Pak Jhony dengan mudah tanpa adanya perlawanan yang berarti dari gadis itu.

Lelaki tua itu dengan senyum mesum tengah memandangi sesosok tubuh mungil gadis remaja itu yang kulitnya putih bersih dan mulus dalam kondisi tak berdaya meringkuk diatas meja dengan posisi kedua kaki ditekuk rapat-rapat dan kedua tangan kecilnya dalam posisi menutupi dadanya yang juga masih kecil.

Kemudian ia usap-usap sebentar beberapa bagian tertentu dari tubuh gadis itu.

Lalu ia buka kaos yang dipakainya sendiri sehingga terlihat oleh gadis itu badan tuanya Pak Jhony yang masih kekar dengan sedikit timbunan lemak di bagian perutnya.Juga terlihat bulu-bulunya yang sangat lebat disekitar dadanya yang bidang.

Kemudian ia melepas celana panjang trainingnya sendiri sehingga kalau gadis itu sempat melihat akan kelihatan dari balik kolornya batang tongkol Pak Jhony yang berukuran super besar itu sudah kelihatan berdiri tegak teracung ke depan.

Di dekat situ ada matras tebal yang biasa di gunakan kalau buat latihan senam lantai

Kemudian Pak Jhony menarik matras tersebut ke dekat meja di mana gadis itu duduk diatsnya ,lalu ia juga mengambil sebuah bangku kayu dan diletakkan di dekat situ pula.

Kemudian Pak Jhony mendekati tubuh Dian kembali lalu dengan kedua tanagan kekarnya ia gendong tubuh mungil gadis itu serta mendudukannya pada matras tadi.

Lalu Pak Jhony duduk di kursi tadi persis dihadapan gadis itu dengan ke dua pahanya sendiri ia kang-kangkan lebar-lebar.

“Merapat ke sini sayang…… ayo cepat…..!”Perintahnya pada Dian.

Tapi gadis itu tetap diam saja hingga akhirnya Pak Jhony menarik dengan paksa tangan gadis itu hingga sekarang posisinya sudah merapat persisi di tengah selangkangan lelaki tua itu.

Lalu tangan Pak Jhony mengangkat dagu gadis itu yang sedari tadi hanya menunduk terus dengan mata yang terpejam.Sambil kemudian ia tarik juga kedua tangan gadis itu untuk dia letakkan pada paha lelaki tua itu.

“Dian!sekarang coba kamu buka mata kamu!Perintahnya,kali ini gadis itu menurut.

“Sekarang kamu elus-elus ke dua paha saya ini….!”Gadis itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya tanda tidak setuju.

“Cepat kerjakan !atau muka kamu saya gampar!”Ancamnya lagi.

Akhirnya Dian melakukan apa yang diperintah oleh Pak Jhony.Mulailah tangan mulusnya dielus-eluskannya pada paha lelaki tua itu.Tetapi baru beberapa menit saja gadis itu telah berhenti melakukannya.

Tentunya Pak Jhony yang baru saja mulai menikmati sentuhan tangan mulus gadis remaja itu menja di marah.

“Plak”Sebuah tamparan yang cukup keras mendarat di pipi gadis cantik itu.

“Heh!!! Kamu ini kalau saya tidak stop ya jangan berhenti dulu berhenti kalau belum saya bilang stop ya jangan berhenti dulu!mengerti tidak!bentak Pak Jhony

“I..iiya ssaya ngerti Pak”Kata Dian.

“Ok kalau gitu sekarang kamu mulai dari awal lagi”Kata Pak Jhony.

Lalu gadis itupun menuruti sesuai yang diperintahkan oleh Pak Jhony.Telapak tanagn mulusnya mulai mengusap-usap,membelai kemabli paha lelaki tua itu.

Pak Jhony dengan mata terpejam mulai menikmati tiap elusa-elusan dari tangan mulus gadis remaja itu.Bahkan karena takut ditampar lagi,Dian juga mulai berani memijit-mijit halus paha lelaki tua itu dengan penuh semagat.

“Ooohh…..aahhhhh …..ennnak…..sedaaaaaap….ooh….iya… seperi itu sayang”

“Oooh ho hoo ….. halus benar tanganmu……ohh,halus enak….”Racau lelaki tua itu. Keenakan.

“OH….oh oh…iya….iya bebenar begitu… sayang…. masukin tangan kamu kedalamnnya…terus mmmmhhh iyah…gosok terus.oh..”Desahan nikmat dirasakan PJ(Pak Jhony) karena tangan mulus Dian mulai berani bermain-main di dalam celana kolornya.Lelaki tua itu mulai menyandarka kepalanya pada sandaran kursi tsb.

Dian terus memremasi paha tua PJ bahkan tanagnnya telah berani masuk ke dalam kolor PJ semabari meremas-remas tongkol PJ.

“Ahhhh….ohhhh…ohhhhhh iya begitu……ahh ohhh rupanya kamu sudah mulai pintar ya sayang……



Petualangan Pak Jhony yang paling biadab adalah ketika ia memperkosa seorang wanita orang tua muridya.korbannya itu bernama Neni 42 tahun,seorang IRT yang cantik jelita yg memanggilnya ke sekolah karena anaknya tertangkap basah membawa narkoba, Jhony yang saat itu menjadi wali kelas meanggil orang tua tsb.Tanpa sengetahuan anakknya,ibunya itu diperkosa dengan brutal sebanyak sampai lima kali di ruangan tsb.Dan ini wanita ini merupakan korban yang tercantik diantara dua korban sebelumnya yaitu Bu Alia dan Dian Asmara Dewi karena wanita ini adalah seorang keturunan Belanda.- Jawa..Dan ini juga yang mengakhiri sepak terjang laki-laki biadab tersebut sekaligus membongkar kebsukannya selama ini.Akhirnya oleh pengadilan Jhony di hukum selama 8 tahun penjara.

THE END 01022009

Wiwin dan tukang ojek


Wiwin dan tukang ojek
Wiwin seorang wanita yang sudah beranjak umur 42 tahun,wajahnya cantik ,tubuhnya montok ,putih dan masih kencang.Sudah beranak dua yang pertama sudah SMA kelas satu ,laki yang bungsu masih kelas 2 SMP,perempuan.Ia bekerja di perusahaan swasta pembangun jalan toll.Sehari-harinya kalau pulang ke rumahnya jika tidak dijemput suaminya ia biasa menggunakan ojek yang mangkal di pertigaan depan kompleks perumahan tempatnya tinggal di pinggiran kota.
Syafrudin 30 tahun,bujangan sudah setahun ini menjadi tukang ojek di Perumahan "BK"Indah.Lelaki ini berperawakan sedang,berkumis dan berkulit gelap.
Entah kenapa akhir-akhir ini dirinya sering uring-uringan dengan dirinya sendiri mengenai urusan "bawah perutnya".Apa lagi di usianya yang sudah seumuran segitu ia belum mempunyai istri sebagai sarana penyalurannya.Ujung-ujungnya mau eggak mau ia selesaikan urusan bawah perutnya itu dengan onani atau pergi ke tempat pelacuran.Tapi itu belum cukup karena hari-hari belakangan ini ia berahi sekali pada seorang wanita yang pernah naik ojek motornya, walaupun baru dua kali ia memboncengkan tetapi rasa penasaran dan ingin menyalurkan hasrat kelaki-lakiannnya seolah tak bisa dibendung lagi.Ia teringat betul bagaimana ceplakan segitiga celana dalam pada bokong besar wanita itu tiap kali bonceng di motornya seolah minta ditancapkan kont**nya.Juga ketika rok warna abu-abu seragam wanita itu tak sengaja tersingkap sehingga memperlihatkan kemulusan pahanya seolah minta dielus-elus selalu tergiang di kepalanya.Ditambah lagi jika melihat buah dadanya yang montok - menngemaskan itu bergoyang-goyang seolah menari-nari jika wanita itu sedang berjalan.Akhirnya ujung-ujungnya ia melampiaskan dengan jalan onani.
Wanita itu yang tak lain adalah Wiwin atau ibu Hery,orang biasa memanggilnya memang sudah seminggu ini selalu pulang naik ojek karena,suaminya yang biasanya kalau sore rutin memjemput,sudah seminggu ini dinas luar,sehingga ya terpaksa wanita itu ngojek setiap kali pulang dari kantor.
Karena hasrat seksualnya yang seolah sudah tak terbendung lagi akhinya diam-diam Syafrudin mengatur siasat agar dapat memperkosa wanita itu!Selama seharian penuh ia mengatur strategi bagaimana caranya agar bisa menyetubuhi Wiwin.Mulai dari waktu wanita itu pulang,mengatur jadwal teman-teman ojeknya,alat-alat bantu yang akan digunakan nanti sampai strategi penyesatan sudah ia atur semuanya.
Akhirnya pada hari Rabu sore dari kejauhan amar-samar terkihat seorang wanita berkerudung bertubuh tinggi montok baru turun dari angkot dan hendak menyeberang menuju pangkalan ojek.langkah gemulainya itu ia memakai seragam kantornya warna abu-abu baik blus maupun rok selututnya
Jantung Syafrudin otomatis berdetak kencang mengetahui targetnya mendekat dan tanpa buang waktu ia starter motornya dan bergerak maju mendekati wanita itu.
"Ojek,bu?"kata Syafrudin sambil pura-pura ramah.Dijawab wanita dengan angukan dan senyuman manis.
"Iya bang jalan Dahlia ya ,bisa..."kata wanita itu lagi seraya menempelkan pantatnya di ujung jok motor dangen posisi membonceng kesamping.
Dan Syafrudinpun segera melajukan motornya kea rah yang diminta.
Dari kaca spiaon Syafrudin terlihat dari balik kerudung wanit itu nampak rambut yang di highlight kemerahan terurai dihembus angin .
G!!lanjutin
Setelah motor itu berjalan beberapa ratus meter...
"kok lewat sini? kata wanita itu milai curiga
"Sebentar ke rumah saya dulu ya bu mau ngambil helm,soalnya tadi ada orang yang mau carter motor saya tapi enggak punya helm dua jadi saya janjiin saya pulang ambil helmnya dulu."kata Syafrudin beralasan.
"Enggak apa-apa ya bu,cuma sebentar kok ,lagian rumah saya cuma dekat kok"Timpalnya lagi sambil menambah laju motornya yang bergerak makin menjauh dari kompleks perumahan tempat tinggal wanita itu.
"yaa udah lah kalau memang harus begitu" kata Wiwin sedikit sewot.
Setelah menyadari ternyata cukup jauh juga ,wanita itu.......
Akhrinya sampailah di tempat yang disebut "rumah" oleh Syafrudin.Rumah itu lokasinya menyendiri dan disebalah kanan kirinya adalah kebun pohon rambutan dan buah-buahan lain.Dan dibelakangnya juga cuma ada sawah dan sungai kecil,tidak ada rumah yang berdekatan.
Lalu motor di masukan di depan pintu rumah yang tak berpagar itu G!!lanjutin
Syafrudin turun dan wiwin juga ikut turun jugga G!!lanjutin
"Sebentar saya ambil Helm saya ya bu.. kata Syafrudin kepada Wiwin yang masih berdiri sambil membetulkan kerudung dan rambutnya yang acak-acakkan terkena angin tadi.
Kemudian lelaki itu membuka kunci pintu dan bergegas masuk ke rumah tersebut.Sedangkan Wiwin hanya mengamatinya dari luar dengan persaan hatinya yang mulai tidak enak.Kecurigaannyapun makin bertambah ketika sudah hampir lima menit lelaki itu belum juga ke luar mengambil helm.
Wiwin mencoba mengamat-amati daerah sekitar rumah tersebut,yang didapatinya hanya kebun berbagai jenis pohon buah-buahan,hamaparan petak sawah dan sungai kecil.Tak satupun bangunan rumah penduduk yang berdekatan dengan rumah tersebut.
"Ehem………,bu saya tadi dapat surat kaya gini,ini maksudnya apa ya ?"Pura-pura menayakan kepada Wiwin. Posisi wiwin sudah tepat berada di depan pintu.
Ketika ia sedang membaca tulisan itu,tibat-iba Syafrudin mendekap pinggang Wiwin lalu membekap mulutnya ,secapat kilat ia tarik tubuh wanita itu ke dalam sambil mendorongnya hingga tubuh wanita itu jatuh ke lantai beserta "surat jebakan tersebut".
"Aww…ah… apa-apaan kamu ini"Teriak Wiwin,tapi Syafrudin tidak menghiraukan malah ia menuju pintu depan dan menguncinya dari dalam.
Wiwin yang kala itu posisinya jatuh terduduk mengakibatkan kedua pahanya agak terbuka lebar sehingga celana dalamnya yang berwarna putih berenda itu kelihatan oleh Syafrudin.
"Udah ,jangan macem-macem gue cuma mau ngersaain punya lo ini."Kata Syafrudin sambil jari tangannya mengobel celana dalam Wiwin.
"Uh..ah...ah..aw.. kurang ajar kamu..,lepaskan nggak atau saya akan teriak!"kata Wiwin mencoba melawan.
"He..he..he teriak aja sana yang keras !"Balas Syafrudin kembali yang merasa di atas angin.Kali ini tangannya sambil meremasi dada montok Wiwin yang masih terbungkus blusnya.
Wiwin berusaha memberi perlawanan dengan cara memukul-mukul dada Syafrudin sambil berteriak-teriak..."Tolooong...tolooong...rampok..toloooong."Tapi Syafrudin makin beringas lalu diciuminya juga leher Wiwin dan dijilatinya juga leher jenjang wanita itu.Tentu sukar bagi Wiwin untuk meberikan perlawanan mengingat tubuhnya masih dalam posisi terduduk di lantai,apa lagi saat itu ia juga mengenakan sepatu dengan hak yang agak tinggi,jadi untuk kembali berdiripun susah.Sebaliknya Syafrudin yang merasa posisinya di atas angin malah makin menjadi-jadi,ia lumat bibir Wiwin dengan rakusnya sambil kedua tangannya tetap meemas buah dada montok itu.
"Toll..emmhh..jang..emhh..emmhh..."Wiwin mencoba berteriak tetapi lidahnya selalu dipanggut Syafrudin.Kedua tangan Syafrudin kini mulai mempereteli kancing blus wiwin,satu persatu kancing blusnya mulai terlepas-dilepasnya dengan paksa,hingga dada montoknya yang putih mulus itu mulai terlihat mencuat ke luar.Lelaki itu tidak tahan dengan kemontokannya lalu diremasnya payudara montok itu dengan kasarnya.Sementara itu juga dicoba dirogohya pula kaitan bh yang dipakai wiwin.Tetapi mulut lelaki itu masih terus menlumati bibir Wiwin dengan rakusnya.
Sekarang kait bhya sudah terlepas ,jadi sekarang payudara montok Wiwin benar-benar sudah tanpa penutup.Tanpa disuruh lagi tangan tangan kasar Syafrudin mulai mempermainkan putingnya.Diputar-putar ditekan-tekan,kadang dipencet dan ditarik-tarik keluar puting susu wanita itu.Payudara itu tampak montok,lembut dan mengairahkan.Dengan kedua tangannya pula Syafrudin mereamasinya kasar kedua buah payudara Wiwin.Bh warna krem berenda milik Wwin juga sudah dilemparnya.
"Weleh ini toket... montok banget "gumam lelaki itu yang sekarang sudah melepas ciumannya pada bibir Wiwin.Nampaknya ia bersiap melumat buah dada Wiwin yang kenyal itu.
Kesempatan ini dipergunakan Wiwin untuk berteriak lagi,tapi lagi-lagi teriakannya seolah tidak berguna mengingat lokasi kejadian rumah itu yang memang jauh dari rumah penduduk yang lain.Akhirnya karena putus asa wanita itupun mulai menangis.
"Tolong ya,bang jangan apaa-apain saya ya,soalnya saya sudah punya suami."katanya memelas.
Tapi Syafrudin tidak mempedulikan tangisannya, malah sekarang benar-benar ia sudah mulai melumati payudaranya yang sebelah kiri dan menjilat-jilat puting susunya dengan rakus.Lalu payudara yang satunya lagi mulai diciumi dan dilumat lelaki itu ,dicupanginya juga daging montok itu.
"Tolong,bang...anak-anak saya sudah pada besar bang....tolong jangan giniin saya lagi bang."isaknya lagi semakin menjadi.
" ...aauww!tiba-tiba Wiwin berteriak karena puting susunya digigit Syafrudin.
"He..he..he abis,cucu mamah nggemesin cih,jadi adek gigit dah"ledek Syafrudin.
"Coba mamah geli nggak adek jilatin kayak gini lagi nih."Ledek bajingan itu sambil melumat payudara montok dan kenyal itu.Seseskali kumisnya yang kasar bermain-main di puting susu wanita itu.Nampak juga merah bekas cupangan di payudara Wiwin.
Akibat pemaksaan rangsangan-rangsangan seksual pada payudara wanita itu secara bertubi-tubi selama lebih kurang sepuluh menit tanpa bisa melawannya.Rupanya wanita malang itu menjadi teransang juga,ini terlihat perlahan puting susunya mulai mengeras dan berwarna kecoklatan,daging montoknyapun menjadi tambah keras dan seolah padat berisi.
"Wah..wah.. mamah udah keenakaan juga yaa..,nih tetek mamah udah makin mancung aja."Leceh jahanam itu.
"Tapi adek mau ngerasain punya mamah yang di bawah itu,tuh..."leceh jahanam itu lagi sambil mennjuk ke arah selangkangan Wiwin.

H




Mama diembat dua kuli bagunan

"Wah tebel bener jembut lu Nen!"

Setelah mereka puas mmainkan memiaw mam

'
"Udah Ed cepat lu robek cdnya gue udah gak sbaran pengen ngerasaiin memk orang kaya"Perintah Naman pada Edoy


Degan ganasnya remaja tanggung itu mengoyak celana dalam mama dengan sebilah pisau lipat yg selalu dibawanya
"Jangan..jangan.." Teriak mama lirih karena merasa kehormataannya sebentar lagi akan direggut paksa oleh kedua tukang bangunan baiadab tersebut.


Sedangkan Edoy memegangi





Tanpa bisa dicegah,batang kntol Naman yang besar ,kekar dan sudah tegak teracung mulai membelah bibir mimiaw mama...yang berlubang sempit dan masih kesat karena belum dilendiri oleh cairan kewanitaannya dan sekali sentakan keras batang itu mulai memasuki liang kewanitaan mama.

"Ahhh sakiiit......,uhhhh...adduuhh saaaakiiit..ssssaaakkiiit"!Teriak mama spontan karena liang memiawnya masih seret dan kering karena belum siap untuk dimasuki

Tetapi Naman tidak memperdulikan teriakan kesakitan mama ,malah ia terus mencoba memasukan dengan paksa batang kekarnya itu trus menerus ke liang kewanitaaan mama.Ruapanya dengan besarnya batang kontol Naman dan kecil dan sempitnya lubang neniaw mama apalagi masih seret membuat lelaki itu kesulitan untuk memasukan batangnya yang besar itu ke dalam liang kehormatan mama.Walaupun sudah berkali-kali dipaksakan...Sedang mama terus berteriak kesakitan yang membuat kuli bangunan itu gusar,apalagi libidonya sudah sangat meninggi.

Akhirnya ditamparlah wajah mama lalu lelaki itu berujar"Udah diem lo jangan cerewet kayak memeklo belum pernah dimadukin aja!"

Kemuadia Bang Naman mencabut kembali batang kontolnya yang baru kepalanya saja masuk ke liang memiaw mama.kemudian ia menarik dan menekuk paksa kedua kaki mama melebarkna kangakangannya hingga mama benar2 terkangkangkang lebar-lenar lalu ia meludah dan mengoleskannya pada batangnya sendiri dan juga meludashi dalamnya liang kewanitaaaan mama.Tak berapa lama batang kekarnya itu disodokan kembali masuk ke dalam liang mama dan menghentakannnya



Setelah beberapai kali digenjot mama terdiam entah apa yang dirasakan mama pada saat itu apakah sakit atau sudah nyaman.

Sambil mejawil dagu mama.......................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................



















He...hheee hhe udah gue bilang elo pasti kewalahan ngeladenin permainan gue Nen"Seru Naman





........................






Edoy gak kalah seununya bahkan remaja tanggung ini malah lebih sadis dan kasar



Badan kurus nya mulai menindih mama.....



Btang Edoy walaupun kurus tapi panjangnya minta ampun dan keras kayak pedang membuat mama kesakitan



"Sudah....Sudaaaahh,...aahhhh.....Sudaaah cukup!"Protes Mama Kepada Edoy yang tanpa ampun terus menghajar lubang kehormatan mama dengan batangnya yang setajam pedang.Dihentakannya batang jahananmnya itu dalam-dalam ke luar masuk liang kehormaatn mama
Sementara matanya yang tajam menatap dengan dingin wajah cantik mama yang memerah karena menahan sakit yang amat.Sementara lelaki kurus itu terus memaju mundurkan pantatnya untuk menghantam liang kehormatan mama dengan batangngya yang seperti pedang.

Tampaknya edoy sangat menikmati memperkosa mama,mengingat lubang memiaw mama sudah cukup licin dan basah karena sedari tadi sebelumnya telah dihajar habis habisan oleh bang naman yang menyemburkan sperma jahanamnya cukup deras ke liang kehormatan mama.Dan juga mungkin ada cairan kewanitaaan mama yang tak mampu ditahan ditahan sewaktu diperkosa oleh pria jahanam itu keluar melendiri lubang kewanitaan mama sendiri.

Apa lagi Pikirnya kapan lagi bisa menyetubuhi wanita secantik mamat putih dan mulus

Badan kursnya yng hitam dan bau itu dg asiknya menindih tubuhputih molek mama
Payudara mama yang montok dan masih kencang itu takmhabis-habisnya dijilati dan dilumat-lumat


Setelah hampir setengah jam si Edoy menikmati lembutnya dan sempitna lubang memeiw mama serta mencicipi kelembutan dan kekenyalan payudra serta bongkahan pantat dan kemulusan paha mama akhirnya remaja tanggung itu samapai pada punaknya dan dengan deras ia menyemburkan cairan jahanamnya membanjiri liang kehorrmatan mama.Belum cukup sampai distu setelah anak itu mencabut batangnya dari mmemiaw mama lalu ia arahkan kontolnya itu ke wajah cantik mama seraya memerintahkan mam untuk menjilati sisa lendirnya itu seprti adegan di film2 biru sja.mama yang sudah lemad cuma biasa menggeleng tanda tak mau tapi si edoy nekat nenpelkan kontolnya yang penuh lendirnya dan juga lendir mama

"Dijilatin...!"Perintah Edoy pada mama,tetapi mama tetap cuma bisa menggeleng.Lalu Si edoy yang sudah gak sabaran lagi itu berdiri dan duduk diatas dada mama dengan kedua kakinya ditekuk menjepit leher mama. Kemudian anak itu memasukan kedua jari tangannya yang kotor itu ke dalam bibir dan mulut mama sambil ia paksakan mulut dan bibir mama itu menjadi terbuka.Dan dengan segera ia masukkan kontolnya yang sudah berlendir itu ke dalam mulut mama.Mama kaget sampai tersedak beberapa kali karena rongga mulutnya dijejali dengan paksa oleh kontol anak tanggung itu.
"Ayo cepet dikulum...!" Perintah Edoy,karena mama cuma diam saja dan hanya terbatuk batuk dan tersedak.Rupanya mama tetap tidak mau mengulumnya,dan hal ini membuat remaja brandalan itu menjadi naik pitam.Kemudian tangan edoy yang satu meraih celana jeans bututnya yang tergeletak tak jauh dari ditu lalu ia merogoh kantongnya dan mengeluarakan sebilah belati yang sangta tajam.Kemudian dengan kejam ia tempel dan gesek-gesekan pisau belatinya itu ke wajah dan leher mama.
"Masih gak mau ngulum juga,heh.... nanti gue sobek sobek pipi lu.......gue gorok leher lu...!"
Mama menangis sejadi-jadinya lalu berkata lirih "amphuun...." alalllu dengan terpaksa mama mulai mengulum dan menjilati kontol Edoy yang bau itu....................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Bang Naman yang sedari tadi memperhatikan mulai berkata " Wah hebat lu Doy... bikin gue konak lagi.Lalu sambil berjalan mendekati tubuh mama


"Memek cantik kok dianggurin he.he he..." kata Bang Naman ketika memperhatikan lagi bagian tubuh mama yang polos telanjang bugil tanapa penutup daerah kehormatannya
Kemudian jarinya menjawil memeiwa mma
sekarang mereka berdua lunbang mam digarapbersamaaan menggarap mama................


















Kemudian untuk yang kedua kali bang Naman mulai menodai mam kembali.......................


Mam yanghanya bisa diam saja selama digarap dan diperkosa Bang naman membuat bang nama agak keki..
"Ayoh...huuuhh ayoohh goyaaaang dong nen...!Rancaunya
















Mereka menyekapnya selama 3 hari mulai jumat sore sampai minggu malamnya

Bu Dokter Miranti Diperkosa Pasien

Bu Dokter Miranti Diperkosa Pasien


“Aduuuhh…, aauuu Edooo…, sa.., sa.., sakiiittt… , vaginaku robeeek aahh…, sakiiit”, teriak dokter Miranti merasakan vaginanya yang ternyata terlalu kecil untuk penis Edo yang super besar, ia merasakan vaginanya robek oleh terobosan penis Edo. Lebih dahsyat dari saat ia mengalami malam pertamanya.
“Edo sayang, punya kamu besar sekali. Vaginaku rasanya robek do, main yang pelan aja ya, sayang?”, pintanya lalu pada Edo.
“Ouuuhh…, ba.., ba.., baik, Bu”, jawab Edo yang tampak sudah merasa begitu nikmat dengan masuknya penis ke dalam vagina dokter Miranti.

Dalam sebuah seminar sehari di hall Hotel Hilton International di Jakarta, tampak seorang wanita paruh baya berwajah manis sedang membacakan sebuah makalah tentang peranan wanita modern dalam kehidupan rumah tangga keluarga bekerja. Dengan tenang ia membaca makalah itu sambil sesekali membuat lelucon yang tak ayal membuat para peserta seminar itu tersenyum riuh. Permasalahan yang sedang dibahas dalam seminar itu menyangkut perihal mengatasi problem perselingkuhan para suami yang selama ini memang menjadi topik hangat baik di forum resmi ataupun tidak resmi. Beberapa peserta seminar yang terdiri dari wanita karir, ibu-ibu rumah tangga dan para pelajar wanita itu tampak serius mengikuti jalannya seminar yang diwarnai oleh perdebatan antara pakar sosiologi keluarga yang sengaja diundang untuk menjadi pembicara.

Hadir juga beberapa orang wartawan yang meliput jalannya seminar sambil ikut sesekali mengajukan pertanyaan ke arah peserta dan pembicara. Suasana riuh saat wanita pembicara itu bercerita tentang seorang temannya yang bersuamikan seorang pria mata keranjang doyan main perempuan. Berbagai pendapat keluar dalam perdebatan yang diarahkan oleh moderator.

Diakhir sesi pertama saat para peserta mengambil waktu istirahat selama tiga puluh menit, tampak wanita pembicara itu keluar ruangan dengan langkah cepat seperti menahan sesuatu. Ia berjalan dengan cepat menuju toilet di samping hall tempat seminar. Namun saat melewati lorong menuju tempat itu ia tak sadar menabrak seseorang, akibatnya ia langsung terhenyak.
“Oh…, maaf, saya tidak melihat anda…, maaf ya?”, seru wanita itu pada orang yang ditabraknya, namun orang itu seperti tak mengacuhkan.
“Oke…”, sahut pria muda berdasi itu lembut dan berlalu masuk ke dalam toilet pria.

Wanita itupun bergegas ke arah toilet wanita yang pintunya berdampingan dengan pintu toilet pria. Beberapa saat lamanya wanita itu di sana lalu tampak lelaki itu keluar dari toilet dan langsung menuju ke depan cermin besar dan mencuci tangannya. Kemudian wanita tadi muncul dan menuju ke tempat yang sama, keduanya sesaat saling melirik. “Hai”, tegur pria itu kini mendahului.
“Halo…, anda peserta seminar?”, tanya si wanita.
“Oh, bukan. Saya bekerja di sini, maksud saya di hotel ini”, jawab pria itu.
“Oh…, kalau begitu kebetulan, saya rasa setelah seminar ini saya akan kontak lagi dengan manajemen hotel ini untuk mengundang sejumlah pakar dari Amerika untuk seminar masalah kesehatan ibu dan anak. Ini kartu namaku”, kata wanita itu sambil mengulurkan tangannya pada pria itu. Lelaki itu mengambil secarik kartu dari dompetnya dan menyerahkannya pada wanita itu.

“Dokter Miranti Pujiastuti, oh ternyata Ibu ini pakar ilmu kedokteran ibu dan anak yang terkenal itu, maaf saya baru pertama kali melihat Ibu. Sebenarnya saya banyak membaca tulisan-tulisan Ibu yang kontroversial itu, saya sangat mengagumi Ibu”, mendadak pria itu menjadi sangat hormat.
“Ah kamu, jangan terlalu berlebihan memuji aku, dan kamu…, hmm…, Edo Prasetya, wakil General Manager Hilton International Jakarta. Kamu juga hebat, manajer muda”, seru wanita itu sambil menjabat tangan pemuda bernama Edo itu kemudian.
“Kalau begitu saya akan kontak anda mengenai masalah akomodasi dan acara seminar yang akan datang, senang bertemu anda, Edo”, seru wanita itu sambil kemudian berlalu.
“Baik, Bu dokter”, jawab sahut pria itu dan membiarkan wanita paruh baya itu berlalu dari ruangan di mana mereka berbicara.

Sejenak kemudian pemuda itu masih tampak memandangi kartu nama dokter wanita itu, ia seperti sedang mengamati sesuatu yang aneh.
“Bukankah dokter itu cantik sekali?”, ia berkata dalam hati.
“Oh aku benar-benar tak tahu kalau ia dokter yang sering menjadi perhatian publik, begitu tampak cantik di mataku, meski sudah separuh baya, ia masih tampak cantik”, benaknya berbicara sendiri.
“Ah kenapa itu yang aku pikirkan?”, serunya kemudian sambil berlalu dari ruangan itu.

Sementara itu di sebuah rumah kawasan elit Menteng Jakarta pusat tampak sebuah mobil memasuki halaman luas rumah itu. Wanita paruh baya bernama dokter Miranti itu turun dari sedan Mercy hitam dan langsung memasuki rumahnya. Wajah manis wanita paruh baya itu tampaknya menyimpan sebuah rasa kesal dalam hati. Sudah seminggu lamanya suami wanita itu belum pulang dari perjalanan bisnis keluar negeri. Sudah seminggu pula ia didera isu dari rekan sejawat suaminya tentang tingkah laku para pejabat dan pengusaha kalangan atas yang selalu memanfaatkan alasan perjalanan bisnis untuk mencari kepuasan seksual di luar rumah alias perselingkuhan.

Wanita itu menghempaskan badannya ke tempat tidur empuk dalam ruangan luas itu. Ditekannya remote TV dan melihat program berita malam yang sedang dibacakan penyiar. Namun tak berselang lama setelah itu dilihatnya di TV itu seorang lelaki botak yang tak lain adalah suaminya sedang berada dalam sebuah pertemuan resmi antar pengusaha di Singapura. Namun yang membuat hati wanita itu panas adalah saat melihat suaminya merangkul seorang delegasi dagang Singapura yang masih muda dan cantik. Sejenak ia memandang tajam ke arah televisi besar itu lalu dengan gemas ia membanting remote TV itu ke lantai setelah mematikan TV-nya.
“Ternyata apa yang digosipkan orang tentang suamiku benar terjadi, huh”, seru wanita itu dengan hati dongkol.
“Bangsaat..! “, Teriaknya kemudian sambil meraih sebuah bantal guling dan menutupi mukanya.

Tak seorangpun mendengar teriakan itu karena rumah besar itu dilengkapi peredam suara pada dindingnya, sehingga empat orang pembantu di rumah itu sama sekali tidak mengetahui kalau sang nyonya mereka sedang marah dan kesal. Ia menangis sejadi-jadinya, bayang-bayang suaminya yang berkencan dengan wanita muda dan cantik itu terus menghantui pikirannya. Hatinya semakin panas sampai ia tak sanggup menahan air matanya yang kini menetes di pipi.

Tiga puluh menit ia menangis sejadi-jadinya, dipeluknya bantal guling itu dengan penuh rasa kesal sampai kemudian ia jatuh tertidur akibat kelelahan. Namun tak seberapa lama ia terkulai tiba-tiba ia terhenyak dan kembali menangis. Rupanya bayangan itu benar-benar merasuki pikirannya hingga dalam tidurnyapun ia masih membayangkan hal itu. Sejenak ia kemudian berdiri dan melangkah keluar kamar tidur itu menuju sebuah ruangan kecil di samping kamar tidurnya, ia menyalakan lampu dan langsung menuju tumpukan obat yang memenuhi sebagian ruangan yang mirip apotik keluarga. Disambarnya tas dokter yang ada di situ lalu membuka sebuah bungkusan pil penenang yang biasa diberikannya pada pasien yang panik. Ditelannya pil itu lalu meminum segelas air.

Beberapa saat kemudian ia menjadi tenang kemudian ia menuju ke ruangan kerjanya yang tampak begitu lengkap. Di sana ia membuka beberapa buku, namun bebarapa lamanya kemudian wanita itu kembali beranjak menuju kamar tidurnya. Wajahnya kini kembali cerah, seberkas senyuman terlihat dari bibirnya yang sensual. Ia duduk di depan meja rias dengan cermin besar, hatinya terus berbicara.
“Masa sih aku harus mengalah terus, kalau ******* itu bisa berselingkuh kenapa aku tidak”, benaknya sambil menatap dirinya sendiri di cermin itu. Satu-persatu di lepasnya kancing baju kerja yang sedari tadi belum dilepasnya itu, ia tersenyum melihat keindahan tubuhnya sendiri. Bagian atas tubuhnya yang dilapisi baju dalam putih berenda itu memang tampak sangat mempesona. Meski umurnya kini sudah mencapai empat puluh tahun, namun tubuh itu jelas akan membuat lelaki tergiur untuk menyentuhnya.

Kini ia mulai melepaskan baju dalam itu hingga bagian atas tubuhnya kini terbuka dan hanya dilapisi BH. Perlahan ia berdiri dan memutar seperti memamerkan tubuhnya yang bahenol itu. Buah dadanya yang besar dan tampak menantang itu diremasnya sendiri sambil mendongak membayangkan dirinya sedang bercinta dengan seorang lelaki. Kulitnya yang putih mulus dan bersih itu tampak tak kalah mempesonakan.
“Kalau ******* itu bisa mendapat wanita muda belia, kurasa tubuh dan wajahku lebih dari cukup untuk memikat lelaki muda”, gumamnya lagi.
“Akan kumulai sekarang juga, tapi..”, tiba-tiba pikirannya terhenti.
“Selama ini aku tak pernah mengenal dunia itu, siapakah yang akan kucari? hmm..”.

Tangannya meraih tas kerja di atas mejanyanya, dibongkarnya isi tas itu dan menemukan beberapa kartu nama, sejenak ia memperhatikannya.
“Dokter Felix, lelaki ini doyan nyeleweng tapi apa aku bisa meraih kepuasan darinya? Lelaki itu lebih tua dariku”, katanya dalam hati sambil menyisihkan kartu nama rekan dokternya itu.
“Basuki Hermawan, ah…, pejabat pajak yang korup, aku jijik pada orang seperti ini”, ia merobek kartu nama itu.
“Oh ya…, pemuda itu, yah…, pemuda itu, siapakah namanya, Dodi?.., oh bukan. Doni?.., oh bukan juga, ah di mana sih aku taruh kartu namanya..”, ia sibuk mencari, sampai-sampai semua isi tak kerja itu dikeluarkannya namun belum juga ia temukan.
“*******! Aku lupa di mana menaruhnya”, sejenak ia berhenti mencari dan berpikir keras untuk mencoba mengingat di mana kartu nama pemuda gagah berumur dua puluh limaan itu. Ia begitu menyukai wajah pemuda yang tampak polos dan cerdas itu. Ia sudah terbayang betapa bahagianya jika pemuda itu mau diajak berselingkuh.

“Ahaa! Ketemu juga kau!”, katanya setengah berteriak saat melihat kartu nama dengan logo Hilton International. Ia beranjak berdiri dan meraih hand phone, sejenak kemudian ia sudah tampak berbicara.
“Halo, dengan Edo…, maaf Bapak Edo?”.
“Ya benar, saya Edo tapi bukan Bapak Edo, anda siapa”, terdengar suara ramah di seberang.
“Ah maaf…, Edo , saya Dokter Miranti, kamu masih ingat? Kita ketemu di Rest Room hotel Hilton International tadi siang”.
“Oooh, Bu dokter, tentu dong saya ingat. Masa sih saya lupa sama Bu dokter idola saya yang cantik”.
“Eh kamu bisa saja, Do”.
“Gimana Bu, ada yang bisa saya bantu?”, tanya Edo beberapa saat setelah itu.
“Aku ingin membicarakan tentang seminar minggu depan untuk mempersiapkan akomodasinya, untuk itu sepertinya kita perlu berbicara”.
“No problem, Bu. Kapan ibu ada waktu”.
“Lho kok jadi nanya aku, ya kapan kamu luang aja dong”.
“Nggak apa-apa Bu, untuk orang seperti ibu saya selalu siap, gimana kalau besok kita makan siang bersama”.
“Hmm…, rasanya aku besok ada operasi di rumah sakit. Gimana kalau sekarang saja, kita makan malam”.
“Wah kebetulan Bu, saya memang lagi lapar. baiklah kalau begitu, saya jemput ibu”.
“Oohh nggak usah, biar ibu saja yang jemput kamu, kamu di mana?”.
“wah jadi ngerepotin dong, tapi oke-lah. Saya tunggu saja di Resto Hilton, okay?”.
“Baik kalau begitu dalam sepuluh menit saya datang”, kata wanita itu mengakhiri percakapannya.

Lalu dengan tergesa-gesa ia mengganti pakaian yang dikenakannya dengan gaun terusan dengan belahan di tengah dada. Dengan gesit ia merias wajah dan tubuh yang masih tampak menawan itu hingga tak seberapa lama kemudian ia sudah tampak anggun.
“Mbok..!”, ia berteriak memanggil pembantu.
“Dalem…, Nyaah!”, sahut seorang yang tiba-tiba muncul dari arah dapur.
“Malam ini ibu ndak makan di rumah, nanti kalau tuan nelpon bilang saja ibu ada operasi di rumah sakit”.
“Baik, Nyah..”, sahut pembantunya mengangguk.
Sang dokter itupun berlalu meninggalkan rumahnya tanpa diantar oleh sopir.

Kini sang dokter telah tampak menyantap hidangan makan malam itu bersama pemuda tampan bernama Edo yang berumur jauh di bawahnya. Maksud wanita itu untuk mengencani Edo tidak dikatakannya langsung. Mereka mula-mula hanya membicarakan perihal kontrak kerja antara kantor sang dokter dan hotel tempat Edo bekerja. Namun hal itu tidak berlangsung lama, dua puluh menit kemudian mereka telah mengalihkan pembicaraan ke arah pribadi.

“Maaf lho, Do. Kamu sudah punya pacar?”, tanya sang dokter.
“Dulu pernah punya tapi…”, Edo tak melanjutkan kalimatnya.
“Tapi kenapa, Do?”, sergah wanita itu.
“Dia kawin duluan, ah…, Emang bukan nasib saya deh, dia kawin sama seorang om-om senang yang cuma menyenangi tubuhnya. Namanya Rani..”.
“Maaf kalau ibu sampai membuat kamu ingat sama masa lalu”.
“Nggak apa-apa kok, Bu. Toh saya sudah lupa sama dia, buat apa cari pacar atau istri yang mata duitan”.
“Sukurlah kalau begitu, trus sekarang gimana perasaan kamu”.
“Maksud ibu?”.
“Perasaan kamu yang dikhianati, apa kamu masih dendam?”, tanya sang dokter seperti merasa ingin tahu.
“Sama si Rani sih nggak marah lagi, tapi sampai sekarang saya masih dendam kesumat sama om-om atau pejabat pemerintah yang seperti itu”, jelas Edo pada wanita itu sembari menatapnya.

Sejenak keduanya bertemu pandang, Edo merasakan sebuah perasaan aneh mendesir dadanya. Hanya beberapa detik saja keduanya saling memandang sampai Edo tersadar siapa yang sedang dihadapinya.
“Ah, ma.., ma.., maaf, Bu. Bicara saya jadi ngawur”, kata pemuda itu terpatah-patah. “Oh nggak…, nggak apa-apa kok, Do. Aku juga punya problem yang serupa dengan kamu”, jawab wanita itu sambil kemudian mulai menceritakan masalah pribadi dalam keluarganya. Ia yang kini sudah memiliki dua anak yang bersekolah di Amerika itu sedang mengalami masalah yang cukup berat dalam rumah tangganya. Dengan penuh emosi ia menceritakan masalahnya dengan suaminya yang seorang pejabat pemerintah sekaligus pengusaha terkenal itu.
“Berkali-kali aku mendengar cerita tentang kebejatan moralnya, ia pernah menghamili sekertarisnya di kantor, lalu wanita itu ia pecat begitu saja dan membayar seorang satpam untuk mengawini gadis itu guna menutupi aibnya. Dasar lelaki *******”, ceritanya pada Edo.
“Sekarang dia sudah berhubungan lagi dengan seorang wanita pengusaha di luar negeri. Baru tadi aku melihatnya bersama dalam sebuah berita di TV”, lanjut wanita itu dengan raut muka yang sedih.
“Sabar, Bu. Mungkin suatu saat dia akan sadar. Masa sih dia nggak sadar kalau memiliki istri secantik ibu”, ujar Edo mencoba menghiburnya.
“Aku sudah bosan bersabar terus, hatiku hancur, Do. Kamu sudah tahu kan gimana rasanya dikhianati? Dibohongi?”, sengitnya sambil menatap pemuda itu dengan tatapan aneh. Wanita itu seperti ingin mengatakan sesuatu pada Edo.

Beberapa menit keadaan menjadi vacum. Mereka saling menatap penuh misteri. Dada Edo mendesir mendapat tatapan seperti itu, pikirannya bertanya-tanya.
“Ada apa ini?”, gumamnya dalam hati. Namun belum sempat ia menerka apa arti tatapan itu, tangannya tiba-tiba merasakan sesuatu yang lembut menyentuh, ia terhenyak dalam hati. Desiran dadanya kini berubah menjadi getaran keras di jantungnya. Namun belum sempat ia bereaksi atas semua itu tangan sang dokter itu telah meremas telapak tangan Edo dengan mesra. Kini ia menatap wanita itu, dokter Miranti memberinya senyuman, masih misteri.

“Edo…., kamu dan aku memiliki masalah yang saling berkaitan”, katanya perlahan.
“Ma…, maksud ibu?”, Edo tergagap.
“Kehidupan cinta kamu dirusakkan oleh generasi seumurku, dan rumah tanggaku rusak oleh kehidupan bejat suamiku. Kita sama-sama memiliki beban ingatan yang menyakitkan dengan musuh yang sama”.
“lalu?”.
“Kenapa tak kamu lampiaskan dendam itu padaku?”.
“Maksud ibu?”, Edo semakin tak mengerti.
“Aku dendam pada suamiku dan kaum mereka, dan kau punya dendam pada para pejabat yang telah mengecewakanmu. Kini kau menemukan aku, lampiaskan itu. Kalau mereka bisa menggauli generasimu mengapa kamu nggak menggauli kaum mereka? Aku istri pejabat, dan aku juga dikecewakan oleh mereka”.
“Saya masih belum mengerti, Bu”.
“Maksudku, hmm…, kenapa kita tidak menjalin hubungan yang lebih dekat lagi”, jelas wanita itu.

Edo semakin penasaran, ia memberanikan dirinya bertanya, “Maksud ibu…, mm…, ki…, ki…, kita berselingkuh? “, ia berkata sambil memberanikan dirinya menatap wanita paruh baya itu.
“Yah…, kita menjalin hubungan cinta”, jawab dokter Miranti enteng.
“Tapi ibu wanita bersuami, ibu punya keluarga”.
“Ya…, tapi sudah hancur, tak ada harapan lagi. Kalau suamiku bisa mencicipi gadis muda, kenapa aku tidak bisa?”, lanjutnya semakin berani, ia bahkan merangkul pundak pemuda itu. Edo hanya terpaku.
“Ta…, tapi, Bu…”.
“Seumur perkawinanku, aku hanya merasakan derita, Do. Aku ingin kejantanan sejati dari seorang pria. Dan pria itu adalah kamu, Do”, lalu ia beranjak dari tempat duduknya mendekati Edo. Dengan mesra diberinya pemuda itu sebuah kecupan. Edo masih tak bereaksi, ia seperti tak mempercayai kejadian itu.
“Apakah saya mimpi?”, katanya konyol.
“Tidak, Do. Kamu nggak mimpi, ini aku, Dokter Miranti yang kamu kagumi”.
“Tapi, Bu.., ibu sudah bersuami”.
“Tolong jangan katakan itu lagi Edo “.

Kemudian keduanya terpaku lama, sesekali saling menatap. Pikiran Edo berkecamuk keras, ia tak tahu harus berkata apa lagi. Sebenarnya ia begitu gembira, tak pernah ia bermimpi apapun. Namun ia masih merasa ragu.
“Apakah segampang ini?”, gumamnya dalam hati.
“Cantik sekali dokter ini, biarpun umurnya jauh lebih tua dariku tapi oh tubuh dan wajahnya begitu menggiurkan, sudah lama aku memimpikan bercinta dengan wanita istri pejabat seperti dia. Tapi…”, hatinya bertanya-tanya. Sementara suasana vacum itu berlangsung begitu lama. Kini mereka duduk dalam posisi saling bersentuhan. Baru sekitar tiga puluh menit kemudian dokter Miranti tiba-tiba berdiri.

“Do, saya ingin ngobrol lebih banyak lagi, tapi nggak di sini, kamu temui saya di Hotel Hyatt. Saya akan memesan kamar di situ. Selamat malam”, serunya kemudian berlalu meninggalkan Edo yang masih terpaku.
Pemuda itu masih terlihat melamun sampai seorang pelayan restoran datang menyapanya.
“Pak Edo, bapak mau pesan lagi?”.
“Eh…, oh nggak…, nggak, aduh saya kok ngelamun”, jawabnya tergagap mengetahui dirinya hanya terduduk sendiri.
“Teman Bapak sudah tiga puluh menit yang lalu pergi dari sini”, kata pelayan itu.
“Oh ya?”, sahut Edo seperti orang bodoh. Pelayan itu mengangkat bahunya sambil berlalu.
“Eh…, billnya!”, panggil Edo.
“Sudah dibayar oleh teman Bapak”, jawab pelayan itu singkat.

Kini Edo semakin bingung, ia masih merasakan getaran di dadanya. Antara percaya dan tidak. Ia kemudian melangkah ke lift dan turun ke tempat parkir. Hanya satu kalimat dokter Miranti yang kini masih terngiang di telinganya. Hotel Grand Hyatt!
Dengan tergesa-gesa ia menuju ke arah mobilnya. Perjalanan ke hotel yang dimaksud wanita itu tak terasa olehnya, kini ia sudah sampai di depan pintu kamar yang ditanyakannya pada receptionis. Dengan gemetar ia menekan bel di pintu kamar itu, pikirannya masih berkecamuk bingung.

“Masuk, Do”, sambut dokter Miranti membuka pintu kamarnya. Edo masuk dan langsung menatap dokter Miranti yang kini telah mengenakan gaun tidur sutra yang tipis dan transparan. Ia masih tampak terpaku.
“Do, ini memang hari pertemuan kita yang pertama tapi apakah salahnya kalau kita sama-sama saling membutuhkan” , kata dokter Miranti membuka pembicaraan.
“Cobalah realistis, Do. Kamu juga menginginkan ini kan ?”, lanjut wanita itu kemudian mendudukkan Edo di pinggir tempat tidur luas itu.
Edo masih tampak bingung sampai sang dokter memberinya kecupan di bibirnya, ia merasakan seperti ada dorongan untuk membalasnya.
“Oh…, Bu”, desahnya sambil kemudian merangkul tubuh bongsor dokter Miranti. Dadanya masih bergetar saat merasakan kemesraan wanita itu. Dokter Miranti kemudian memegang pundaknya dan melucuti pakaian pemuda itu. Dengan perlahan Edo juga memberanikan diri melepas ikatan tali gaun tidur sutra yang dikenakan sang dokter. Begitu tampak buah dada dokter Miranti yang besar dan ranum itu, Edo terhenyak.
“Oh…, indahnya susu wanita ini”, gumamnya dalam hati sambil lalu meraba payudara besar yang masih dilapisi BH itu. Tangan kirinya berusaha melepaskan kancing BH di punggung dokter Miranti. Ia semakin terbelalak saat melihat bentuk buah dada yang kini telah tak berlapis lagi. Tanpa menunggu lagi nafsu pemuda itu bangkit dan ia segera meraih buah dada itu dan langsung mengecupnya. Dirasakannya kelembutan susu wanita cantik paruh baya itu dengan penuh perasaan, ia kini mulai menyedot puting susu itu bergiliran.

“Ooohh…, Edo…, nikmat sayang…., mm sedot terus sayang ooohh, ibu sayang kamu, Do…, ooohh”, desah dokter Miranti yang kini mendongak merasakan sentuhan lidah dan mulut Edo yang menggilir kedua puting susunya. Tangan wanita itupun mulai meraih batang kemaluan Edo yang sudah tegang sedari tadi, ia terhenyak merasakan besar dan panjangnya penis pemuda itu.
“Ohh…, besarnya punya kamu, Do. Tangan ibu sampai nggak cukup menggenggamnya” , seru dokter Miranti kegirangan. Ia kemudian mengocok-ngocokkan penis itu dengan tangannya sambil menikmati belaian lidah Edo di sekitar payudara dan lehernya.

Kemaluan Edo yang besar dan panjang itu kini tegak berdiri bagai roket yang siap meluncur ke angkasa. Pemuda yang sebelumnya belum pernah melakukan hubungan seks itu semakin terhenyak mendapat sentuhan lembut pada penisnya yang kini tegang. Ia asyik sekali mengecupi sekujur tubuh wanita itu, Edo merasakan sesuatu yang sangat ia dambakan selama ini. Ia tak pernah membayangkan akan dapat menikmati hubungan seks dengan wanita yang sangat ia kagumi ini, ia yang sebelumnya bahkan hanya menonton film biru itu kini mempraktekkan semua yang ia lihat di dalamnya. Hatinya begitu gembira, sentuhan-sentuhan lembut dari tangan halus dokter Miranti membuatnya semakin terlena.

Dengan mesra sekali wanita itu menuntun Edo untuk menikmati sekujur tubuhnya yang putih mulus itu. Dituntunnya tangan pemuda itu untuk membelai lembut buah dadanya, lalu bergerak ke bawah menuju perutnya dan berakhir di permukaan kemaluan wanita itu. Edo merasakan sesuatu yang lembut dan berbulu halus dengan belahan di tengahnya. Pemuda itu membelainya lembut sampai kemudian ia merasakan cairan licin membasahi permukaan kemaluan dokter Miranti. Ia menghentikan gerakannya sejenak, lalu dengan perlahan sang dokter membaringkan tubuhnya dan membuka pahanya lebar hingga daerah kemaluan yang basah itu terlihat seperti menantang Edo. Pemuda itu terbelalak sejenak sebelum kemudian bergerak menciumi daerah itu, jari tangan dokter Miranti kemudian menarik bibir kemaluannya menjadi semakin terbuka hingga menampakkan semua isi dalam dinding vaginanya. Edo semakin terangsang, dijilatinya semua yang dilihat di situ, sebuah benda sebesar biji kacang di antara dinding vagina itu ia sedot masuk ke dalam mulutnya. Hal itu membuat dokter Miranti menarik nafas panjang merasakan nikmat yang begitu hebat.

“Ohh…, hmm…, Edo, sayang, ooohh”, desahnya mengiringi bunyi ciplakan bibir Edo yang bermain di permukaan vaginanya.
Dengan gemas Edo menjilati kemaluan itu, sementara dokter Miranti hanya bisa menjerit kecil menahan nikmat belaian lidah Edo. Ia hanya bisa meremas-remas sendiri payudaranya yang besar itu sambil sesekali menarik kecil rambut Edo.
“Aduuuh sayang, ooohh nikmaat…, sayang…, oooh Edo…, ooohh pintarnya kamu sayang…, ooohh nikmatnya… , ooohh sedooot teruuusss… , ooohh enaakkk…, hmm…, ooohh”, jeritnya terpatah-patah.

Puas menikmati vagina itu, Edo kembali ke atas mengarahkan bibirnya kembali ke puting susu dokter Miranti. Sang dokterpun pasrah saja, ia membiarkan dirinya menikmati permainan Edo yang semakin buas saja. Daerah sekitar puting susunya tampak sudah kemerahan akibat sedotan mulut Edo.
“ooohh, Edo sayang. Berikan penis kamu sama ibu sayang, ibu ingin mencicipinya” , pinta wanita itu sambil beranjak bangun dan menggenggam kemaluan Edo. Tangannya tampak bahkan tak cukup untuk menggenggamnya, ukurannya yang super besar dan panjang membuat dokter Miranti seperti tak percaya pada apa yang dilihatnya. Wanita itu mulai mengulum penis Edo, mulutnya penuh sesak oleh kepala penis yang besar itu, hanya sebagian kecil saja kemaluan Edo yang bisa masuk ke mulutnya sementara sisanya ia kocok-kocokkan dengan telapak tangan yang ia lumuri air liurnya. Edo kini menikmati permainan itu.
“Auuuhh…, Bu, ooohh…, enaakk aahh Bu dokter…, oooh nikmat sekali…, mm…, oooh enaknya…, ooohh…, ssstt…, aahh”, desah pemuda itu mulai menikmatinya.

Sesaat kemudian, Dokter Miranti melepaskan kemaluan yang besar itu lalu membaringkan dirinya kembali di pinggiran tempat tidur. Edo meraih kedua kaki wanita itu dan langsung menempatkan dirinya tepat di depan selangkangan dokter Miranti yang terbuka lebar. Dengan sangat perlahan Edo mengarahkan kemaluannya menuju liang vagina yang menganga itu dan, “Sreett.., bleeesss”.
“Aduuuhh…, aauuu Edooo…, sa.., sa.., sakiiittt… , vaginaku robeeek aahh…, sakiiit”, teriak dokter Miranti merasakan vaginanya yang ternyata terlalu kecil untuk penis Edo yang super besar, ia merasakan vaginanya robek oleh terobosan penis Edo. Lebih dahsyat dari saat ia mengalami malam pertamanya.
“Edo sayang, punya kamu besar sekali. Vaginaku rasanya robek do, main yang pelan aja ya, sayang?”, pintanya lalu pada Edo.
“Ouuuhh…, ba.., ba.., baik, Bu”, jawab Edo yang tampak sudah merasa begitu nikmat dengan masuknya penis ke dalam vagina dokter Miranti.

Kini dibelainya rambut sang dokter sambil menciumi pipinya yang halus dengan mesra. Pemuda itu mulai menggerakkan penisnya keluar masuk vagina dokter Miranti dengan perlahan sekali sampai beberapa menit kemudian rasa sakit yang ada dalam vagina wanita itu berubah menjadi nikmat, barulah Edo mulai bergerak menggenjot tubuh wanita itu dengan agak cepat. Gerakan tubuh mereka saling membentur mempertemukan kedua kemaluan mereka. Nafsu birahi mereka tampak begitu membara dari gerakan yang semakin lama semakin menggairahkan, teriakan kecil kini telah berubah menjadi desah keras menahan nikmatnya hubungan seks itu.

Keduanya tampak semakin bersemangat, saling menindih bergilir menggenjot untuk meraih tahap demi tahap kenikmatan seks itu. Edo yang baru pertama kali merasakan nikmatnya hubungan seks itu benar-benar menikmati keluar masuknya penis besar itu ke dalam liang vagina sang dokter yang semakin lama menjadi semakin licin akibat cairan kelamin yang muali melumasi dindingnya. Demikian pula halnya dengan dokter Miranti. Ia begitu tampak kian menikmati goyangan tubuh mereka, ukuran penis Edo yang super besar dan terasa merobek liang vaginanya itu kini menjadi sangat nikmat menggesek di dalamnya. Ia berteriak sejadi-jadinya, namun bukan lagi karena merasa sakit tapi untuk mengimbangi dahsyatnya kenikmatan dari penis pemuda itu. Tak pernah ia bayangkan akan dapat menemukan penis sebesar dan sepanjang milik Edo, penis suaminya yang bahkan ia tahu sering meminum obat untuk pembesar alat kelamin tak dapat dibandingkan dengan ukuran penis Edo. Baru pertama kali ini ia melihat ada kemaluan sebesar itu, panjang dan keras sekali.

Bunyi teriakan nyaring bercampur decakan becek dari kedua alat kelamin mereka memenuhi ruangan luas di kamar suite hotel itu. Desahan mereka menahan kenikmatan itu semakin memacu gerakan mereka menjadi kian liar.
“Ooohh…, ooohh…, ooohh…, enaak…, oooh…, enaknya bu…, ooohh nikmat sekali ooohh”, desah Edo.
“mm…, aahh…, goyang terus, Do…, ibu suka sama punya kamu, ooohh…, enaknya, sayang ooohh…, ibu sayang kamu Edo…, ooohh”, balas dokter Miranti sambil terus mengimbangi genjotan tubuh pemuda itu dengan menggoyang pinggulnya.

Lima belas menit lebih mereka melakukannya dengan posisi itu dimana Edo menindih tubuh sang dokter yang mengapit dengan pahanya. Kini saatnya mereka ingin mengganti gaya.
“Ouuuhh Edo sayang, ganti gaya yuuuk?”, ajak sang dokter sambil menghentikan gerakannya.
“Baik, Bu”, jawab pemuda itu mengiyakan.
“Kamu di bawah ya sayang? Ibu pingin goyang di atas tubuh kamu”, katanya sambil menghentikan gerakan tubuh Edo, pemuda itu mengangguk sambil perlahan melepaskan penisnya dari jepitan vagina dokter Miranti. Kemudian ia duduk sejenak mengambil nafas sambil memandangi tubuh wanita itu.
“uuuh, cantiknya wanita ini”, ia bergumam dalam hati lalu berbaring menunggu dokter Miranti yang sudah siap menungganginya.